1. Penalaran
Manusia
mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi kebutuhan kelangsungan hidup
bahkan lebih dari itu. Pengetahuan dikembangkan manusia disebabkan dua hal
utama yakni, pertama, manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan
informasi dan jalan pikiran yang melatar belakangi informasi tesebut. Kedua,
karena kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu. Secara
garis besar disebut penalaran.
Hakikat
Penalaran
Penalaran
merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa
pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berpikir dan bukan dengan perasaan.
Penalaran merupakan kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu
dalam menemukan kebenaran. Penalaran mempunyai ciri-ciri, ciri yang pertama
adalah adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika, yang
kedua adalah sifat analitik dari proses berpikirnya. Namun kegitan berpikir
juga ada yang tidak termasuk penalaran, yaitu seperti intuisi dan wahyu.
2. Logika
Logika
dapat didefinisikan sebagai pengkajian untuk berpikir secra shahih. Terdapat
dua cara penarikan kesimpulan, yakni logika induktif dan logika deduktif.
Logika induktif erat hubungannya dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus
individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Sedangkan logika
deduktif menarik kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang
bersifat individual (khusus).
3. Sumber
Pengetahuan
Pada
dasarnya terdapat dua cara pokok untuk mendapatkan pengetahuan. Yang pertama adalah mendasarkan diri kepada
rasio dan yang kedua mendasarkan diri kepada penglaman. Kaum rasionalis
mempergunakan metode deduktif dalam menyusun pengetahuannya, dan bersifat
apriori. Sedangkan kaum empiris untuk memperoleh pengetahuan yaitu melalui
pengalaman yang kongkret. Adapun dengan cara yang lain yaitu intuisi,
pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses tertentu, dan wahyu,
pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia.
4. Kriteria
kebenaran
Setiap
orang mempunyai kriteria yang berbeda terhadap suatu kebenaran. Dalam berpikir
ilmiah, ada dua teori kebenaran. Yaitu pertama, Teori koherensi suatu pernyataaan dianggap
benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan
pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Kdua teori korespondensi,
yaitu seuatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan yang dikandung
pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh
pernyataan tersebut. Sedangkan proses pembuktian secara empris dalam bentuk
pengumpulan fakta-fakta yang mendukung suatu pernytaan tertentu mempergunakan
teori kebenaran yang lain yang disebut teori kebenaran pragmatis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar